1. Batik Pekalongan
Pekalongan adalah salah satu
daerah produksi utama batik dengan desain utara Jawa pesisir. Walaupun
Pekalongan bukan penghasil batik pesisir
tertua, namun paling halus dan sampai sekarang penghasil batik utama. Ragam
hias Hindu-Jawa melekat namun tidak seperti Solo-Yogya yang terikat
peraturan-peraturan keraton. Pembatik santri di Pekalongan pun menerapkan seni
hias dari nuansa Islam. Pengaruh dominannya datang dari Cina dan Belanda, dan
akibat paparan dengan berbagai budaya, sangat berbeda dengan batik di pedalaman
Jawa. Warna lebih beraneka dan ragam hiasnya naturalistis. . Ada lebih dari 100
desain Batik yang sudah dikembangkan sejak 1802, dan beberapa yang populer
Batik Pekalongan antara lain batik Jlamprang diilhami India dan Arab, batik
Encim dan Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi Sore,
dan batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.
Warna cerah dan motif beragam membuat
batik Pekalongan maju pesat. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta, batik
Pekalongan terlihat lebih dinamis lantaran permainan motif yang lebih bebas.
Media kainnya pun bermacam-macam. Tidak hanya katun dan kaos, sutera juga
menjadi andalan batik Pekalongan saat bersaing di luar negeri. Motif Jlamprang,
Sekarjagat, atau motif khas lainnya, menjadi berkelas ketika dituangkan dalam
bahan baku sutera.
Contoh motif batik pekalongan
2. Batik Cirebon
Batik Cirebon menampilkan 2 kategori motifnya yaitu:
Menampilkan motif keratonan yang diambil dari ornamen-ornamen keraton baik dari
unsur bangunan maupun benda-benda yang ada di sekitar keraton dan warnanya
cenderung pada warna sogan dan babar mas. Selain keratonan, juga menampilkan
motif pesisiran yang berisi flora dan fauna baik dari darat maupun laut yang
warnanya lebih terang, misal biru,merah, dll.Adapun Bahan yang digunakan
adalah dari sutra, katun, katun
primisima dan prima.
Motif batik Cirebon yang paling diingat
orang sekaligus dijadikan lambang kota tersebut adalah motif awan Mega Mendung.
Motif ini banyak dipengaruhi oleh budaya China. Garis-garis awan dalam motif
mega mendung diinspirasi dari motif China. Meski demikian, mega mendung ala
Cirebon tetap memiliki ciri khas sendiri yakni bentuk garis-garis awan yang
berbentuk lonjong, lancip dan segitiga yang berbeda dengan garis awan motif
China yang umumnya berbentuk bulatan atau lingkaran. Sentuhan budaya China pada
batik Cirebon itu pada akhirnya melahirkan motif batik baru khas Cirebon.
Mega mendung Cirebon sarat makna religius dan
filosofi. Garis-garis gambarnya merupakan simbol perjalanan hidup manusia, dari
lahir, anak-anak, remaja, dewasa hingga menemui akhir hayatnya. Rangkaian
kehidupan, dari lahir sampai temui ajal ini merupakan simbol kebesaran Sang
Ilahi. Selain perjalanan manusia, corak mega mendung juga melukiskan
kepemimpinan yang mengayomi dan juga perlambang keluasan serta kesuburan.
Selain motif Mega Mendung, Batik Cirebon
juga memiliki motif khas, yaitu motif Kompeni. Motif ini konon dulunya
diciptakan oleh pengusaha Belanda di Cirebon pada saat jaman penjajahan dulu.Adapun ciri motif
kompeni adalah biasanya tentang kehidupan tentara kompeni jaman dulu dengan
ciri khas membawa bedil/senapan, ada juga tentang kehidupan petani, pedagang.
Intinya ciri motif batik kompeni ialah bercerita tentang kehidupan, baik jaman
dulu waktu semasa penjajahan Belanda ataupun jaman sekarang.
Contoh Motif batik Cirebon
3. Batik Tegal
Batik Tegalan didominasi warna coklat dan biru. Ciri khas lain batik
Tegalan adalah berwarna-warni. Batik tulis Tegal atau Tegalan itu dapat
dikenali dari corak gambar atau motif rengrengan besar atau melebar. Motif ini
tak dimiliki daerah lain sehingga tampak eksklusif. Motifnya banyak
mangadaptasi dari aneka flora dan fauna disekitar kehidupan masyarakat di kota
Tegal. Motif Grudo (Garuda) dengan warna terang yang mempertontonkan
bentuk-bentuk sayap burung garuda dan motif Gribigan dengan bentuk khas anyaman
bambu dalam warna agak gelap.
Dalam perkembangannya, batik Tegalan
dapat dibedakan dalam dua motif dasar, yakni motif klasik dan motif
pengembangan. Motif klasik dibedakan lagi menjadi dua macam, yakni motif klasik
irengan yang didominasi warna hitam, coklat dan biru serta motif klasik bangjo
yang dipengaruhi tradisi Batik Lasem yang didominasi warna kuning, coklat,
merah, hijau dan biru. Motif yang dikategorikan sebagai motif klasik irengan
diantaranya motif gribikan, jahe-jahenan, kawung mlinjo, sidomukti ukel, udan
liris, ukel wit-witan, kopi pecah, parang, parang angkik, putihan, sawat candra
atau sawat ireng, rujak sente, welut gumbel, kecubungan, buntat, kawung endog,
manggaran, cempaka putih, cempaka mulya, ukel pyur, semut runtung, serta
sidomukti putihan. Sedang motif yang termasuk motif klasik bangjo adalah motif
wadas gempal, jamblangan, gribikan, kawungjenggot, cecek kawe, unian, sokaraja,
blarakan, kopi pecah, gribikan, galaran, buntut bajing, semut runtung, beras
mawur, tumbar bolong, dan tambangan.
Motif Pengembangan merupakan motif yang
dipengaruhi tradisi batik lain dalam pembuatan Batik Tegalan. Meski demikian
modifikasi Motif Pengembangan ini tidak mengubah karakteristik Batik Tegalan
dengan warna-warna terang dan motif flora fauna yang banyak ditemui di Tegal.
Motif Pengembangan ini diantaranya motif gedong kosong, manuk emprit, sotong,
manuk surwiti, kipas-kipasan, juga kembang kertas.
Contoh motif batik tegalan :
4. Batik Banten
Motif batik banten yang paling terkenal
dan menjadi ciri khas batik Banten adalaha Motif Datulaya. Datulaya berarti tempat tinggal pangeran. Dasarnya
belah ketupat berbentuk bunga, dan lingkaran yang dibingkai sulur-sulur daun.
Warna dasarnya biru, divariasikan dengan sulur daun abu dan dasar kainnya
berwarna kuning.
Pangeran yang dimaksud adalah Sultan
Hasanuddin. Motifnya diambil dari ruang keluarga kesultanan tersebut.Warna
batik Banten sangat meriah. Itu merupakan hasil perpaduan warna-warna pastel
yang ceria namun lembut. Warna ini konon sulit ditiru perajin batik dari daerah
lain karena menggunakan air Banten asli yang kabarnya menguatkan warna.
Kombinasi warna ini juga dipengaruhi
tanah. Ketika dicelup, warna-warna terang tadi berubah menjadi nuansa pastel
yang lebih kalem. Warna-warna tersebut mencerminkan karakter orang Banten yang bersemangat,
ekspresif tetapi rendah hati.
Semangat kesultanan dan sejarah semakin
terlihat pada nama-nama motif batik Banten kebanyakan. Ada Sabakingking (dari
gelar Sultan Hasanuddin), Kawangsan (ada hubungannya dengan Pangeran Wangsa),
Kapurban (ada kaitan dengan gelar Pangeran Purba), serta Mandalikan (berhubungan
dengan Pangeran Mandalika). Ada lagi motif Srimanganti yaitu tempat raja
bertatap muka dengan rakyat dan motif Surosowan, yaitu ibukota kesultanan
Banten. Semuanya merupakan ragam hias dari karya seni abad ke-17 yang
dibangkitkan kembali
Contoh Motif batik banten
5. Batik Indramayu
Batik Indramayu sering disebut juga
dengan batik dermayon, memiliki ciri khas motif berupa gambar datar flora dan
fauna, dengan borgol dan banyak garis lengkung yang lancip (riritan), latar
belakang putih dan warna gelap dan banyak titik-titik yang dibuat dengan teknik
cocolan jarum, dan bentuk dari isen-isen (sawut) yang pendek dan kaku. Ragam
hias batiknya dipengaruhi mata pencaharian penduduk kota ini yang merupakan
nelayan. Selain itu, kebudayaan Cina, seni dan kepercayaan Hindu berperan dalam
bentuk-bentuk yang tampak sampai sekarang. Sifatnya cenderung dinamis dan
bermacam-macam. Tidak mengherankan, kebanyakan produk seni budaya merupakan
bagian akulturasi dan asimilasi atau perbauran budaya yang berlainan.
Beberapa contoh motif batik dermayon
antara lain : motif Banji Tepak salah satu yang dihasilkan di Indramayu. Secara
umum, banji sendiri adalah simbol keadilan dan kemakmuran. Banji Tepak terdiri
dari 38 submotif, di antaranya semen, kembang gempol, dan sawat suri. Tepak
adalah kotak untuk menyimpan perhiasan dan diletakkan di bagian dalam tembok,
di bawah ubin tepatnya, dalam kondisi terkunci. Motif Obar-abir berbentuk dasar
segitiga. Terinspirasi peristiwa ombak besar disertai angin kencang. Motif Etong,
menggambarkan berbagai satwa laut yang dibawa pulang oleh setelah ikan laut
seperti ikan, udang, cumi, ubur-ubur dan kepiting. motif Kembang Gunda adalah
tanaman yang tinggal di pesisir pantai dan bisa menjadi lauk pecel. Motif Perang Teja, yang menggambarkan kisah
peperangan rakyat Indramayu dengan serdadu Belanda sepanjang tepi kali Cimanuk.
Motif Srintil. Srintil adalah sejenis burung yang hidup dan beterbangan di
kawasan pantai Indramayu. Sering kali burung Srintil tersangkut jala nelayan.
Ada lagi motif Jendral Pesta, dahulu dikenakan oleh Gubernur Hindia Belanda
ketika menghadiri pesta penobatan Ratu
Wilhelmina. Selain itu, ada motif Puyong.
Puyong adalah burung berparuh besar dan berleher panjang yang bentuknya
menyerupai merpati. Burung ini hidup bebas di hutan, kebanyakan di Pulau Nila.
Konon di pulau tersebut, para nelayan asal Paoman kerap bersembunyi.
Contoh Batik Indramayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar