Motif Batik berdasarkan daerah asal
Batik Aceh, Batik Bali, Batik Banten, Batik Cirebon, Batik Jepara, Batik
Jombang, Batik Kediri, Batik Kudus, Batik Pekalongan, Batik Solo, Batik Tasik,
Batik Tulungagung,yang merupakan Batik Indonesia, Batik tulis, model model batik
dengan berbagai warna pilihan dari Corak Batik hasil karia anak negeri, nah untuk
andak yang lagi membutuhkan model dan corak warna atau motif batik, berikut ada
berbagai pilihan model corak dan warna untuk anda
Ragam motif batik asal Solo memang dipengaruhi dengan makna-makna
simbolis yang berasal dari kebudayaan Hindu. Beberapa ciri khas batik Solo
banyak ditemukan pada motif-motif seperti, sawat, meru, naga, burung, dan
modang. Dari kesemuanya, secara umum corak batik Solo merupakan perpaduan dari
bentuk-bentuk geometris yang berukuran kecil-kecil. Selain itu, ciri khas yang
terdapat pada batik Solo adalah terletak dalam pewarnaannya. Misalnya saja,
warna batik hitam, tidak sepenuhnya hitam, tetapi lebih cenderung kecokelatan.
Hampir serupa dengan warna hitamnya, dalam pewarnaan putih pada batik, unsur
cokelatnya masih tetap terlihat menonjol dan kuat. Motif batik Solo paling
terkenal, diantaranya: truntum, sidoluhur, alas-alasan, dan sebagainya.
Batik Aceh
Motif batik Aceh rata-rata menampilkan unsur alam dan budaya dalam paduan warna-warna berani seperti merah, hijau, kuning, merah muda, dan sebagainya. Warna-warna berani pada batik Aceh inilah yang menjadi ciri khas batik Aceh.
Motif-motif pada batik Aceh umumnya melambangkan falsafah hidup masyarakatnya. Motif Pintu Aceh misalnya, menunjukkan ukuran tinggi pintu yang rendah. Kenyataannya, rumah adat Aceh memang berpintu rendah, namun di dalamnya memiliki ruangan yang lapang. Motif tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi udara di setiap rumah adat. Motif tersebut mengandung arti bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah menerima perbedaan.
Selain motif-motif tersebut juga terdapat beragam motif dan corak khas Aceh yang indah dari batik Aceh, antara lain Pintu Aceh, Bungong Jeumpa, Awan Meucanek, Pucok Reubong, danlain-lain.
Batik Jambi
Berbeda dengan batik Jawa yang menggunakan potongan-potongan kain panjang, batik Jambi biasanya datang dalam bentuk jubah longgar, sarung, atau sebagai selendang/syal. Warna khas yang biasa dijumpai pada batik Jambi adalah merah, biru, hitam, dan kuning. Motifnya pada umumnya diambil dari alam, seperti tumbuhan, hewan, dan aktivitas sehari-hari warga Jambi. Motif batik Jambi yang terkenal antara lain adalah motif kapal sanggat, burung kuau, durian pecah, merak ngeram, dan tampok manggis.
Berikut ini adalah motif-motif Batik Jambi yang beraneka ragam. Lebih tertarik yangmanakah Anda?
Batik Bengkulu
Motif batik khas Bengkulu, konon, merupakan sebuah adopsi campuran dari motif kaligrafi Jambi dengan Cirebon. Adopsi itu membentuk sebuah desain batik khas Bengkulu. Batik khas Bengkulu secara umum terdiri dari dua jenis. Pertama adalah batik Besurek dengan motif khasnya berupa tulisan kaligrafi. Dan kedua adalah batik Pei Ka Ga Nga atau disebut juga dengan batik Ka Ga Nga yang memiliki motif berupa tulisan asli masyarakat Rejang Lebong. Beberapa motif dasar dari batik Besurek antara lain: motif kaligrafi (diambil dari huruf-huruf kaligrafi. Untuk batik Besurek modern, biasanya kaligrafinya tidak bermakna); motif bunga rafflesia; motif burung kuau (bergambar burung yang terbuat dari rangkaian huruf-huruf kaligrafi); motif relung paku; dan motif rembulan.
Berikut ini beberapa motif batik Besurek:
Batik Riau
Di Riau, konon ada batik Selerang yang sempat begitu terkenal pada tahun 1990-an namun sayangnya kabarnya saat ini sudah menghilang. Selain itu, ada pula yang namanya batik Tabir. Batik Tabir yang dibuat berdasarkan sistem tulis dan tolek ini warna-warnanya terang dan cerah, seperti merah, kuning, hijau. Corak dan motifnya antara lain adalah bunga bintang, sosou, cempaka, dan kenduduk.
Ini adalah beberapa motif dari batik Tabir Riau:
Batik Padang
Di Padang, batiknya yang terkenal bernama batik tanah liek/tanah liat. Dinamakan demikian karena dalam proses pewarnaannya, batik ini dicelupkan ke dalam tanah liat. Namun, seiring dengan permintaan pasar, batik tanah liek ini tidak hanya berwarna cokelat saja. Batik ini pada akhirnya juga diwarnai menggunakan sumber-sumber pewarna alam lainnya. Sebut saja seperti kulit jengkol, kulit rambutan, gambir, kulit mahoni, dan lain-lain. Bahannya pun ada yang terbuat dari katun ataupun sutera. Motifnya juga bermacam-macam antara lain tumbuhan merambat atau akar berdaun, keluk daun pakis, pucuk rebung, dan lain-lain.
Ini dia beberapa motif dari batik Tanah Liek:
Batik Lampung
Mungkin lebih banyak orang mengenal Lampung dari kain tenun tapis-nya. Tapi jangan salah, Lampung juga memiliki batik dengan corak tersendiri. Batik ini lahir melalui proses panjang yang dilakukan oleh Andriand Damiri Sangadjie, seorang budayawan, bersama kawan-kawannya. Motif batik Lampung yang paling terkenal dan sering menjadi rebutan kolektor asing adalah motif perahu dan “pohon kehidupan”.
Ini adalah beberapa contoh motif dari batik Lampung:
Batik Jawa
Batik Jawa Barat
Mungkin hanya sedikit yang tahu bahwa daerah Jawa Barat memiliki motif batik yang sungguh kaya. Ketua Yayasan Batik Jawa Barat baru-baru ini mengatakan bahwa Jawa Barat memiliki 200 motif batik yang model dan coraknya sesuai dengan daerah asalnya. Masing-masing daerah tersebut memiliki motif unik tersendiri, seperti di Bogor terdapat motif kota hujan, bunga bangkai, dan kujang kijang yang menggambarkan Bogor sebagai kota hujan. Dikatakan pula bahwa daerah Cirebon memiliki corak batik yang paling banyak.
Berikut ini adalah beberapa motif batik dari daerah Jawa Barat:
Batik Indramayu
Batik Semarang
Diproduksi para pengrajin di Kampung Batik, Kelurahan
Bubakan, Kecamatan Mijen, Semarang, batik Semarang juga menawarkan beragam
motif yang khas dibanding motif-motif batik dari daerah Jawa Tengah lainnya.
Pada umumnya batik Semarang berwarna dasar oranye kemerahan karena mendapat
pengaruh dari China dan Eropa. Selain itu, motif dasar batik Semarang banyak
dipengaruhi budaya China yang pada umumnya banyak menampilkan motif fauna yang
lebih menonjol daripada flora. Misalnya merak, kupu-kupu, jago, cendrawasih,
burung phoenix, dan sebagainya. Adapun motif Semarang yang menonjolkan ikon
kota Semarang seperti Tugu Muda, Lawang Sewu, Burung Kuntul, Wisma Perdamaian,
dan Gereja Blenduk.
Beberapa motif dari batik Semarang:
Beberapa motif dari batik Semarang:
Batik Solo
Kota Solo memang merupakan salah satu tempat wisata
belanja kain batik terkenal di Indonesia. Di sini banyak sekali terdapat sentra
kain batik, yang tersohor antara lain kawasan Kampung Batik Laweyan dan kawasan
Kampung Wisata Batik Kauman. Batik Solo terkenal dengan
corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik
tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak
memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak
dari dahulu. Polanya yang terkenal antara lain “Sidomukti” dan “Sidoluruh”.Batik
Solo memiliki warna dominan cokelat
soga kekuningan.
Beberapa motif dari batik Solo:
Beberapa motif dari batik Solo:
Motif Sidomukti – Agar selalu
mukti, berkecukupan, motif ini biasanya digunakan saat upacara Panggih
Pengantin
|
Batik Pekalongan
Motif Batik Pekalongan sedikit
banyak dipengaruhi pembauran masyarakat Pekalongan, Jawa Tengah, dengan
berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu, dan Jepang pada
masa lalu. Beberapa jenis motif batik pengaruh berbagai negara itu kemudian
dikenal sebagai identitasbatik Pekalongan. Motif itu adalah batik
Jlamprang diilhami India dan Arab, batik Encim dan Klangenan dipengaruhi
peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai yang tumbuh
pesat sejak pendudukan Jepang. Warna cerah dan motif beragam membuat batik
Pekalongan maju pesat. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta, batik Pekalongan terlihat lebih dinamis lantaran permainan motif yang
lebih bebas. Media kainnya pun bermacam-macam. Tidak hanya katun dan kaos,
sutera juga menjadi andalan batik Pekalongan saat bersaing di luar negeri.
Motif Jlamprang, Sekarjagat, atau motif khas lainnya, menjadi berkelas ketika
dituangkan dalam bahan baku sutera.
Beberapa motif batik Pekalongan:
Beberapa motif batik Pekalongan:
Batik Pekalongan motif Jlamprang
Batik Rembang
Batik yang sangat terkenal di Rembang adalah batik
Lasem. Batik Lasem ini pasarannya pun sudah menembus pasar mancanegara. Berikut
ini adalah motif-motif dari batik Lasem:
Batik Tegal
Batik Tegalan didominasi warna coklat dan biru. Ciri
khas lain batik Tegalan adalah berwarna-warni. Batik tulis Tegal atau Tegalan
itu dapat dikenali dari corak gambar atau motif rengrengan besar atau melebar.
Motif ini tak dimiliki daerah lain sehingga tampak eksklusif. Motifnya banyak
mangadaptasi dari aneka flora dan fauna disekitar kehidupan masyarakat di kota
Tegal. Motif Grudo (Garuda) dengan warna terang yang mempertontonkan
bentuk-bentuk sayap burung garuda dan motif Gribigan dengan bentuk khas anyaman
bambu dalam warna agak gelap. Budaya berpakaian batik di Tegal dibawa Raja
Amangkurat I (Sunan Amangkurat Mas) dari Keraton Kasunanan Surakarta.
Amangkurat yang saat itu menyusuri pantai utara membawa pengikutnya yang di
antaranya perajin batik.
Berikut ini beberapa motif dari batik Tegal atau Tegalan:
Berikut ini beberapa motif dari batik Tegal atau Tegalan:
Batik Yogyakarta
Di Yogyakarta khususnya, warna batik tradisional
adalah biru-hitam, serta soga cokelat dan putih dari pewarna alam. Biru-hitam
diambil dari daun tanaman indigofera yang disebut juga nila atau tom yang
difermentasi. Sementara warna soga atau cokelat diambil dari campuran kulit
pohon tinggi warna merah, kulit pohon jambal warna merah cokelat, dan kayu
tegeran warna kuning. Karakter motif batik Yogya adalah tegas, formal, sedikit
kaku, dan patuh pada pakem. Konon, karakter ini berhubungan dengan keraton
Yogya yang anti-kolonial.
Beberapa motif dari batik Yogyakarta:
Beberapa motif dari batik Yogyakarta:
Batik Jawa Timur
Perkembangan batik di Jawa Timur sebenarnya agak
lambat dibandingkan dengan batik Jawa Tengah. Salah satu penyebabnya mungkin
karena batik di Jawa Tengah dan Yogyakarta memiliki patron dari kalangan
keraton sehingga selalu ada inovasi. Padahal, batik di Jawa Timur juga memiliki
motif yang tidak kalah uniknya dibandingkan dengan daerah lain.
Batik Jawa Timur mempunyai motif yang lebih bebas, tanpa terikat pakem-pakem motif yang ada sebelumnya. Ragam hias batik Jawa Timur bersifat naturalis dan dipengaruhi berbagai kebudayaan asing. Warna-warna yang dipakai batik Jawa Timur tampak lebih cerah. Batik Jawa Timur sebenarnya tersebar merata di seluruh wilayah Jatim. Hanya saja ada lima wilayah di mana perajin batik lebih banyak ditemukan, yakni di Madura, Tuban, Sidoarjo, Tulungagung, dan Banyuwangi.
Berikut ini adalah beberapa motif batik dari daerah Jawa Timur:
Batik Jawa Timur mempunyai motif yang lebih bebas, tanpa terikat pakem-pakem motif yang ada sebelumnya. Ragam hias batik Jawa Timur bersifat naturalis dan dipengaruhi berbagai kebudayaan asing. Warna-warna yang dipakai batik Jawa Timur tampak lebih cerah. Batik Jawa Timur sebenarnya tersebar merata di seluruh wilayah Jatim. Hanya saja ada lima wilayah di mana perajin batik lebih banyak ditemukan, yakni di Madura, Tuban, Sidoarjo, Tulungagung, dan Banyuwangi.
Berikut ini adalah beberapa motif batik dari daerah Jawa Timur:
Batik Madura
Ternyata, Pulau Madura tak hanya tersohor dengan
karapan sapi dan garamnya. Wilayah yang termasuk Provinsi Jawa Timur ini juga
terkenal sebagai penghasil batik. Bahkan, produk batiknya memiliki ragam warna
dan motif yang tidak kalah dengan produksi daerah lain. Maklum, batik Madura
menggunakan pewarna alami sehingga warnanya cukup mencolok. Selain warna yang
mencolok, seperti kuning, merah atau hijau, batik Madura juga memiliki
perbendaharaan motif yang beragam. Misalnya, pucuk tombak, belah ketupat, dan
rajut. Bahkan, ada sejumlah motif mengangkat aneka flora dan fauna yang ada
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Madura.
Batik Pacitan
Batik tulis khas pacitan tergolong jenis klasik
seperti Motif Sidomulyo, Sekar Jagat, Semen Romodan Kembang-Kembang.
Batik Sidoarjo
Sidoarjo juga punya Kampoeng batik dengan nama Batik
Jetis, Kampoeng ini memproduksi batik tulis dengan motif yang khas dari
Sidoarjo. Motif kain batik asal Jetis didominasi flora dan fauna khas Sidoarjo
yang memiliki warna-warna cerah, merah, hijau, kuning, dan hitam. Motifnya juga
motif kuno, tidak banyak perubahan dari motif yang dulu dipakai oleh para
pendahulu. Ada abangan dan ijo-ijoan (gaya Madura), motif beras kutah, motif
krubutan (campur-campur) lalu ada motif burung merak, dan motif-motif lainnya.
Batik Tuban
BATIK Tuban merupakan batik yang paling khas di Jawa
Timur, Kenapa? karena proses pembatikannya
dimulai dari bahan kain yang digunakan untuk membatik dipintal langsung dari
kapas. Jadi gulungan kapas dipintal menjadi benang, lalu ditenun, dan setelah
jadi selembar kain lalu dibatik. Batik ini kemudian disebut Batik Gedog.
Dalam buku Batik Fabled Cloth of Java karangan Inger McCabe Elliot tertulis, sebenarnya batik Tuban mirip dengan batik Cirebon pada pertengahan abad ke-19. Kemiripan ini terjadi pada penggunaan benang pintal dan penggunaan warna merah dan biru pada proses pencelupan. Namun, ketika Kota Cirebon mengalami perubahan dramatis dan diikuti dengan perubahan pada batiknya, batik Tuban tetap seperti semula.
Dalam buku Batik Fabled Cloth of Java karangan Inger McCabe Elliot tertulis, sebenarnya batik Tuban mirip dengan batik Cirebon pada pertengahan abad ke-19. Kemiripan ini terjadi pada penggunaan benang pintal dan penggunaan warna merah dan biru pada proses pencelupan. Namun, ketika Kota Cirebon mengalami perubahan dramatis dan diikuti dengan perubahan pada batiknya, batik Tuban tetap seperti semula.
Batik Banyuwangi
Tak banyak orang yang tahu, bahwa sejatinya
Banyuwangi merupakan salah satu daerah asal batik di Nusantara. Banyak motif
asli batik khas Bumi Blambangan. Namun hingga sekarang, baru 21 jenis motif
batik asli Banyuwangi yang diakui secara nasional. Jenis-jenis batik Banyuwangi
itu salah satunya antara lain: Gajah Oling; Kangkung Setingkes; Alas Kobong;
Paras Gempal; Kopi Pecah, dan lain-lain.
Semua nama motif dari batik asli Bumi blambangan ini ternyata banyak dipengaruhi oleh kondisi alam. Misalnya, Batik Gajah Oling yang cukup dikenal itu, motifnya berupa hewan seperti belut yang ukurannya cukup besar. Motif Sembruk Cacing juga motifnya seperti cacing dan motif Gedegan juga kayak gedeg (anyaman bambu). Motif-motif batik yang ada ini merupakan cerminan kekayaan alam yang ada di Banyuwangi. Motif batik seperti di Banyuwangi ini tidak akan ditemui di daerah lain dan merupakan khas Banyuwangi.
Semua nama motif dari batik asli Bumi blambangan ini ternyata banyak dipengaruhi oleh kondisi alam. Misalnya, Batik Gajah Oling yang cukup dikenal itu, motifnya berupa hewan seperti belut yang ukurannya cukup besar. Motif Sembruk Cacing juga motifnya seperti cacing dan motif Gedegan juga kayak gedeg (anyaman bambu). Motif-motif batik yang ada ini merupakan cerminan kekayaan alam yang ada di Banyuwangi. Motif batik seperti di Banyuwangi ini tidak akan ditemui di daerah lain dan merupakan khas Banyuwangi.
Batik Mojokerto
Batik Mojokerto merupakan sebuah budaya kerajinan
batik yang sejarahnya berkembang dengan masa kejayaan Kerajaan Majapahit.
Keunikan batik Mojokerto adalah pada nama-nama coraknya yang sangat asing dan
aneh di telinga sebagian orang. Misalnya gedeg rubuh, matahari, mrico bolong,
pring sedapur, grinsing, atau surya majapait. Batik Mojokerto kini memiliki 6
motif yang telah dipatenkan, yakni pring sedapur, mrico bolong, sisik
gringsing, koro renteng, rawan indek dan matahari.
Desain batik itu Mojokerto mengambil corak alam sekitar kehidupan manusia. Misalnya motif pring sedapur merupakan gambar rumpun bambu dengan daun-daun menjuntai. Ada burung merak bertengger. Warna dasarnya putih dengan batang bambu warna biru. Sedangkan daunnya warna biru dan hitam. Demikian pula motif gedeg rubuh, coraknya mirip seperti anyaman bambu yang miring. Kalau mrico bolong, motifnya berupa bulatan merica berlubang.
Desain batik itu Mojokerto mengambil corak alam sekitar kehidupan manusia. Misalnya motif pring sedapur merupakan gambar rumpun bambu dengan daun-daun menjuntai. Ada burung merak bertengger. Warna dasarnya putih dengan batang bambu warna biru. Sedangkan daunnya warna biru dan hitam. Demikian pula motif gedeg rubuh, coraknya mirip seperti anyaman bambu yang miring. Kalau mrico bolong, motifnya berupa bulatan merica berlubang.
Batik Ponorogo
Batik Ponorogo terkenal dengan motif meraknya yang
diilhami dari kesenian reog yang menjadi ikon di daerah ini. Hingga kini paling
tidak sudah 25 corak batik Ponorogo diciptakan. Motif batik lainnya antara lain
merak tarung, merak romantis, sekar jagad, dan batik reog.
Batik Tulungagung
Pesona batik Tulungagung terletak pada tingkat
keberanian memadukan warna untuk menghasilkan batik dengan warna yang berbeda.
Dari yang kebanyakan berwarna coklat maupun hitam, kini lebih berani dengan
memainkan warna yang lebih cerah. Beberapa motif yang paling banyak dibuat di
Tulungagung antara lain “buket ceprik gringsing”,”buket ceprik pacit ungker”,
serta “lereng buket”. Ketiga motif tersebut merupakan satu di antara 86 motif yang
dimiliki para perajin di Tulungagung.
Batik Tulungagung, Jawa Timur yang juga dikenal dengan Barong Gung, kini mulai dilirik pengusaha timur tengah. Adalah pengusaha asal Arab Saudi Talal Omar Al Yafee yang berniat memasarkan Barong Gung ke tanah kelahirannya.
Batik Tulungagung, Jawa Timur yang juga dikenal dengan Barong Gung, kini mulai dilirik pengusaha timur tengah. Adalah pengusaha asal Arab Saudi Talal Omar Al Yafee yang berniat memasarkan Barong Gung ke tanah kelahirannya.
Batik
Kalimantan
Selama ini yang terkenal hanyalah motif Batik dari
pulau Jawa. padahal Kalimantan juga memiliki motif yang tak kalah menarik dan
khas. Bila kain Batik Kalimatan Selatan terkenal dengan nama kain Sasirangan,
kain batik Kalimantan Tengah terkenal dengan nama Batik Benang Bintik-nya.
Motifnya pun variatif dengan warna-warna yang memanjakan selera. Motif yang
umum adalah Batang Garing (simbol batang kehidupan bagi masyarakat Dayak),
Mandau (senjata khas suku Dayak), Burung Enggang/Tingang (Elang Kalimantan),
dan Balanga. Warnanya lebih berani seperti shocking pink, hijau stabilo, merah terang, oranye, dan masih
banyak lagi.
Batik
Sulawesi
Sulawesi juga memiliki motif batik yang beraneka
ragama. Sebagai contoh, batik Sulawesi Selatan memiliki motif-motif seperti
Toraja, Bugis dan Makassar. Batik Sulawesi Selatan umumnya menggunakan teknik
pembuatan yang sama dengan batik Jawa, namun tetap memiliki kekhasan sendiri.
Sedangkan di Sulawesi Tengah rata rata mendatangkan bahan baku tekstil batik
dari Jawa, namun pembuatan motifnya dilakukan oleh masyarakat pengrajin
batik di Sulawesi Tengah tepatnya di kota Palu dan motifnya sesuai dengan ciri
khas motif lokal Palu. Motif yang digunakan batik-batik di Sulawesi Tengah
kebanyakan menggambarkan motif burung maleo, motif bunga merayap, motif resplang,
motif ventilasi dan motif ukiran rumah adat Kaili ataupun motif bunga dan buah
cengkeh.
Batik Papua
Jangan salah, Papua juga memiliki batik dengan
motif-motifnya yang khas dan banyak diminati lokal maupun mancanegara.
Dibandingkan dengan corak batik dari daerah lainnya di Jawa, batik Papua
memiliki perbedaan corak yang cukup mencolok. Batik dari daerah ini cenderung
lebih gelap namun banyak memiliki motif yang terdiri dari gambaran patung.
Batik di Papua selama ini yang paling terkenal adalah batik motif Asmat. Warnanya lebih cokelat dengan kolaborasi warna tanah dan terakota. Soal pemilihan motif batik Papua banyak menggunakan simbol-simbol keramat dan ukiran khas Papua. Cecak atau buaya adalah salah satunya,selain tentu lingkaran-lingkaran besar.Bahannya macam-macam disesuaikan dengan permintaan pasar.
Batik di Papua selama ini yang paling terkenal adalah batik motif Asmat. Warnanya lebih cokelat dengan kolaborasi warna tanah dan terakota. Soal pemilihan motif batik Papua banyak menggunakan simbol-simbol keramat dan ukiran khas Papua. Cecak atau buaya adalah salah satunya,selain tentu lingkaran-lingkaran besar.Bahannya macam-macam disesuaikan dengan permintaan pasar.
Batik Bali
dan Nusa Tenggara
Batik Bali
Di Bali, industri kerajinan batik dimulai sekitar
dekade 1970-an. Industri tersebut dipelopori antara lain oleh Pande Ketut
Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati – Gianyar, dengan teknik
tenun-cap menggunakan alat tenun manual yang dikenal dengan sebutan Alat Tenun
Bukan Mesin (ATBM). Kerapnya orang Bali mengenakan batik untuk berupacara
–sebagai bahan kain maupunudeng (ikat
kepala), mendorong industri batik di pulau ini terus berkembang dang maju. Kini
di Bali telah tumbuh puluhan industri Batik yang menampilkan corak-corak khas
Bali, juga corak-corak perpaduan Bali dengan luar Bali seperti Bali-Papua,
Bali-Pekalongan, dan lain-lain.
Batik Nusa Tenggara
Daerah Nusa Tenggara juga memiliki batik dengan motif
khasnya sendiri. Contohnya adalah batik Sasambo (Sasak Samawa Mbojo) yang
dijadikan sebagai pakaian batik resmi lokal NTB. Di NTT, juga terdapat batik.
Bahkan setiap pulaunya bisa menghasilkan batik dengan keunikan masing-masing.
Pulau Sumba misalnya batik tenunnya khas dengan motif hewan. Pulau Rote khas
dengan motif daunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar