DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………...
Daftar Isi……………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah…………………………………………………………….
2.
Tujuan……………………………………………………………………………….
3.
Rumusan Masalah…………………………………………………………………..
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1.
Landasan Teori……………………………………………………………………...
2.
Kerangka Berpikir…………………………………………………………………..
BAB III
PEMBAHASAN………………………………………………………………..
BAB IV
KESIMPULAN…………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang Masalah
Polusi
udara kota di beberapa kota besar di Indonesia telah sangat memprihatinkan.
Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala resikonya telah
dipublikasikan, termasuk resiko kanker darah. Namun, jarang disadari entah
berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran
pernapasan, asma, maupun kanker paru-paru akibat polusi udara kota. Meskipun
sesekali telah turun hujan langit di kota-kota besar di Indonesia tidak biru
lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Diperkirakan dalam sepuluh tahun mendatang terjadi
peningkatan jumlah penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan. Bukan
hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam
pola penyakit diberbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah
penderita penyakit asma dan kanker paru-paru.
Di
kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi
udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap
industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran
lain,misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dll.
Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu diwaspadai, tetapi organisasi kesehatan
dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan yang dianggap serius.Polutan
udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan,serta mudah merusak harta
benda adalah partikulat yang mengandung partikel aspa dan jelaga, hidrokarbon,
sulfur dioksida, dan nitrogen oksida. Semuanya diemisikan oleh kendaraan
bermotor. WHO memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah menghirup
udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor, sedagkan 10% sisanya menghirup
udara yang bersifat marginal. Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak.
1. Tujuan
1. Mengetahui
dampak polusi udara bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi.
2. Menemukan
solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara.
1. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
Uraian diatas maka dalam karya ilmiah ini akan diangkat permasalahan:
1. Apa sajakah
dampak polusi uadara bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi?
2. Bagaimana
solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara?
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
Pencemaran udara adalah
kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer
dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara
dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa
definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya
dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Secara umum definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara
aktual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak
mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran
udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh
sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran
udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
Gas oksigen merupakan
komponen esensial bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Komposisi
seperti itu merupakan udara normal dan dapat mendukung kehidupan manusia.
Namun, akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, udara sering kali
menurun kualitasnya.Oleh karena itu dengan dibuatnya makalah ini
diharapkan dapat ditemukan solusi alternatif untuk mengatasi bahayanya
pencemaran udara. dan dengan dilaksanakanya solusi alternatif tersebut
diharapkan ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan misalnya berkurangnya
polusi udara,dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat pencemaran udara, dampak
terhadap tanaman, Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara
tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, mengurangi efek rumah
kaca, hujan asam, kerusakan lapisan ozon.
Bahan atau zat pencemaran
udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam bentuk gas dapat
dibedakan menjadi:
· Golongan belerang (sulfur dioksida,
hidrogen sulfida, sulfat aerosol)
· Golongan nitrogen (nitrogen oksida,
nitrogen monoksida, amoniak, dan nitrogen dioksida)
· Golongan karbon (karbon dioksida,
karbon monoksida, hidrokarbon)
· Golongan gas yang berbahaya (benzene,
vinyl klorida, air raksa uap)
Sedagkan jenis pencemaran udara
berbentuk partikel dibedakan menjadi tiga, yaitu:
· Mineral (anorganik) dapat berupa
racun seperti air raksa dan timah
· Bahan organik yang terdiri dari
ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, benzene
· Makhluk hidup terdiri dari bakteri,
virus, telur cacing.
Sementara itu, jenis
pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu:
· Pencemaran udara bebas meliputi
secara alamiah (letusan gunung berapi, pembusukan, dan lain-lain) dan bersumber
kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap
kendaraan bermotor.
· Pencemaran udara ruangan meliputi
dari asap rokok, bau tidak sedap di ruangan.
Jenis parameter pencemar
udara didasarkan pada baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor
41 tahun 1999, meliputi:
· Sulfur dioksida (SO2)
· Karbon monoksida (CO)
· Nitrogen dioksida (NO2)
· Ozon (O3)
· Hidro karbon (HC)
· PM 10, Partikel debu ( PM 2,5 )
· TSP (debu)
· Pb (Timah Hitam)
Beberapa definisi gangguan
fisik pada polusi udara diantaranya :
· polusi udara.
· panas.
· radiasi.
Beberapa definisi gangguan
kimia pada polusi udara diantaranya :
· asap industri.
· asap kendaraan bermotor.
· asap pembangkit listrik.
· asap kebakaran hutan.
· asap rokok.
Beberapa definisi gangguan
biologi pada polusi udara diantaranya :
· timbunan gas metana pada lokasi
urungan tanah.
· timbunan gas metana pada tempat
pembuangan sampah.
· uap pelarut organik.
Efek Negatif Pencemaran Udara Bagi Kesehatan Tubuh
Tabel 1 menjelaskan tentang
pengaruh pencemaran udara terhadap makhluk hidup. Rentang nilai menunjukkan
batasan kategori daerah sesuai tingkat kesehatan untuk dihuni oleh manusia.
Karbon monoksida, nitrogen, ozon, sulfur dioksida dan partikulat matter adalah
beberapa parameter polusi udara yang dominan dihasilkan oleh sumber pencemar.
Dari pantauan lain diketahui bahwa dari beberapa kota yang diketahui masuk
dalam kategori tidak sehat berdasarkan ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara)
Tabel 1. Pengaruh Indeks
Standar Pencemar Udara (ISPU)
Kategori
|
Rentang
|
Karbon monoksida (CO)
|
Nitrogen (NO2)
|
Ozon (O3)
|
Sulfur dioksida (SO2)
|
Partikulat
|
Baik
|
0-50
|
Tidak ada efek
|
Sedikit berbau
|
Luka pada Beberapa spesies tumbuhan akibat kombinasi
dengan SO2 (Selama 4 Jam)
|
Luka pada Beberapa spesies tumbuhan akibat kombinasi
dengan O3 (Selama 4 Jam)
|
Tidak ada efek
|
Sedang
|
51 – 100
|
Perubahan kimia darah tapi tidak terdeteksi
|
Berbau
|
Luka pada Beberapa spesies tumbuhan
|
Luka pada Beberapa spesies tumbuhan
|
Terjadi penurunan pada jarak pandang
|
Tidak Sehat
|
101 – 199
|
Peningkatan pada kardiovaskular pada perokok yang sakit
jantung
|
Bau dan kehilangan warna. Peningkatan reaktivitas
pembuluh tenggorokan pada penderita asma
|
Penurunan kemampuan pada atlit yang berlatih keras
|
Bau, Meningkatnya kerusakan tanaman
|
Jarak pandang turun dan terjadi pengotoran debu di
mana-mana
|
Sangat Tidak Sehat
|
200-299
|
Meningkatnya kardiovaskular pada orang bukan perokok
yang berpenyakit Jantung, dan akan tampak beberapa kelemahan yang terlihat
secara nyata
|
Meningkatnya sensitivitas pasien yang berpenyakit asma
dan bronchitis
|
Olah raga ringan mengakibatkan pengaruh parnafasan pada
pasien yang berpenyaklt paru-paru kronis
|
Meningkatnya sensitivitas pada pasien berpenyakit asma
dan bronchitis
|
Meningkatnya sensitivitas pada pasien berpenyakit asma
dan bronchitis
|
Berbahaya
|
300 – lebih
|
Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar
|
BAB III
PEMBAHASAN
Tulisan ini mengetengahkan sekilas pandang mengenai
pencemaran udara. pengertian, pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan dan
kesehatan manusia serta teknologi terbaru untuk menguranginya. Semakin pesatnya
kemajuan ekonomi mendorong semakin bertambahnya kebutuhan akan transportasi,
dilain sisi lingkungan alam yang mendukung hajat hidup manusia semakin terancam
kualitasnya, efek negatif pencemaran udara kepada kehidupan manusia kian hari
kian bertambah. Untuk itulah tulisan singkat ini dipersembahkan sebagai bahan
awal untuk melangkah menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. Pencemaran
udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam
atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan
pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya
di dalam rumah, sekolah, dan kantor. Pencemaran ini sering disebut pencemaran
dalam ruangan (indoor pollution). Sementara itu pencemaran di luar ruangan
(outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan,
dan proses alami oleh makhluk hidup. Sumber pencemar udara dapat
diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam terdiri
dari pembangkit listrik, industri dan rumah tangga. Sedangkan sumber bergerak
adalah aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor dan tranportasi laut. Dari data
BPS tahun 1999, di beberapa propinsi terutama di kota-kota besar seperti Medan,
Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor merupakan kontribusi terbesar
terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya lebih dari 50%.
Penurunan kualitas udara yang terus terjadi selama beberapa tahun terakhir
menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya digalakkan usaha-usaha pengurangan
emisi ini. Baik melalui penyuluhan kepada masyarakat ataupun dengan mengadakan
penelitian bagi penerapan teknologi pengurangan emisi.
Secara umum, terdapat 2 sumber pencemaran udara,
yaitu pencemaran akibat sumber alamiah (natural sources), seperti
letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic
sources), seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan
lain-lain. Di dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal dari
kegiatan manusia (anthropogenic sources), yaitu Karbon monoksida (CO),
oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan
oksida fotokimia, termask ozon.
Di Indonesia, kurang lebih
70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Kendaraan
bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif,
baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti
timbal/timah hitam (Pb),suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen
(NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox).
Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44% suspended particulate
matter (SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon
monoksida (CO) ke udara Jakarta. Sumber utama debu berasal dari
pembakaran sampah rumah tangga, di mana mencakup 41% dari sumber debu di
Jakarta. Sektor industri merupakan sumber utama dari sulfur dioksida. Di
tempat-tempat padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa 100 kali dari ambang
batas.
# Sumber pencemaran udara #
Banyak faktor yang dapat
menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh
sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran
udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global atau tidak langsung dalam waktu lama.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan
pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan
langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh
dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar
sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar
primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh
dari pencemaran udara sekunder.
Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks,
dinamik, dan rapuh. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari
emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan
global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.
Kegiatan Manusia
· Transportasi
· Industri
· Pembangkit listrik
· Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan
berbagai jenis bahan bakar)
· Gas buang pabrik yang menghasilkan
gas berbahaya seperti (CFC)
Sumber Alami
· Gunung berapi
· Rawa-rawa
· Kebakaran hutan
· Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
Sumber-Sumber Lain
· Transportasi amonia
· Kebocoran tangki klor
· Timbulan gas metana dari lahan
uruk/tempat pembuangan akhir sampah
· Uap pelarut organik
Jenis-Jenis Pencemar
· Karbon monoksida
· Oksida nitrogen
· Oksida sulfur
· CFC
· Hidrokarbon
· Ozon
· Volatile Organic Compounds
· Partikulat
Karbon
Monoksida (CO)
Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon
monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara
di Jakarta disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang
berbahan bakar solar terutama berasal dari Metromini. Formasi CO merupakan
fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di
dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan
bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge
merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida
yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin
dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu strategi
penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi
seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi
karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi
kendaraan bermotor.
Nitrogen Dioksida (NO2)
NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2
yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang
percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan
paru (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100%
kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang.
Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap
manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.
Sulfur Oksida (SOx)
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan
oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida
(SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx).
Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar
SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif
iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi
kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit
khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
Ozon (O3)
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang
sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam
terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan ozon sangat berguna untuk melindungi
bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian
30km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan
memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen, tergantung dari jumlah
molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi
sinar matahari dengan kuat di daerah panjang gelombang 240-320 nm.
Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan
bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic
hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu
lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang
terbentuknya sel-sel kanker.
Khlorin (Cl2)
Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan
bau sangat menyengat. Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali
berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai
gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1.Selain bau yang menyengat gas
khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas
khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan
dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan
iritasi dan peradangan. Gas khlorin juga dapat mengalami proses oksidasi dan
membebaskan oksigen seperti pada proses yang terjadi di bawah ini.
Partikulat Debu (TSP)
Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron
merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan
mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang
lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar
dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.
Timah Hitam (Pb)
Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb
dengan gugusan sulfhidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan
menghambat pembuatan haemoglobin, Gejala keracunan akut didapati bila tertelan
dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut.
Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah
sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang dan gangguan penglihatan.
Dampak Pencemaran Udara
Dampak Kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat
masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar
ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat
tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran
kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap
oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis,
dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai
toksik dan karsinogenik.
Studi ADB memperkirakan dampak pencemaran udara di
Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit,
berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8
trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
Dampak Terhadap Tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat
pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit,
antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi
di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis
Hujan Asam
pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di
atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan
membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara
lain:
· Mempengaruhi kualitas air permukaan
· Merusak tanaman
· Melarutkan logam-logam berat yang
terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
· Bersifat korosif sehingga merusak
material dan bangunan
Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC,
metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari
yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam
lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
· Pencairan es di kutub
· Perubahan iklim regional dan global
· Perubahan siklus hidup flora dan
fauna
Kerusakan Lapisan Ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian
20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi
ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon
(O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan
bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih
cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B
matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit
pada tanaman.
Apa yang Harus Dilakukan?
Penanggulangan pencemaran udara tidak dapat
dilakukan tanpa menanggulangi penyebabnya. Mempertimbangan sektor transportasi
sebagai kontributor utama pencemaran udara, maka sektor ini harus mendapat
perhatian utama.
· menyerukan kepada pemerintah untuk
memperbaiki sistem transportasi yang ada saat ini, dengan sistem transportasi
yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau oleh publik. Prioritas utama harus
diberikan pada sistem transportasi massal dan tidak berbasis kendaraan pribadi.
· juga menyerukan kepada pemerintah
untuk segera memenuhi komitmennya untuk memberlakukan pemakaian bensin tanpa
timbal.
· Di sektor industri, penegakan
hukum harus dilaksanakan bagi industri pencemar.
Solusi
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama
ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor
lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah
berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang
diakibatkan karenanya.
* Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya
lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta
api, diperbanyak.
* Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan
umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua
kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi
kontribusi polutan udara.
* Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor
adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas,
rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat
membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
* Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman
atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan
biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju
* Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada
kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu
dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu
lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan
kelengkapan kendaraan yang lain.
BAB IV
KESIMPULAN
Dampak Polusi Udara bagi kelangsungan makhluk hidup
di bumi:
· Mengganggu dan membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis,
dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai
toksik dan karsinogenik.
Dampak Terhadap Tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat
pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit,
antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi
di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
· merusak estetika
· mengganggu kenyamanan
· merusak gedung, kantor, dan perumahan
Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC,
metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari
yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam
lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
· Pencairan es di kutub
· Perubahan iklim regional dan global
· Perubahan siklus hidup flora dan
fauna
Kerusakan Lapisan Ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian
20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi
ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon
(O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan
bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian
Melihat kenyataan seperti dituliskan diatas, polusi
udara merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang serius di Indonesia
saat ini, sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan
peningkatan ekonomi transportasi. Uji kelayakan emisi yang sejak beberapa tahun
terakhir didengung-dengungkan oleh pemerintah dan LSM ternyata juga tidak
berjalan dengan yang diharapkan. Jumlah kendaraan bermotor di jalan raya kian
hari semakin meningkat. Di wilayah DKI Jakarta, menambah semakin terpuruknya
kondisi lingkungan udara kita. Penulis berharap semoga dengan kenaikan harga
pokok bahan bakar minyak bagi kendaraan yang ditetapkan pemerintah dapat menjadi
salah satu momentum bagi kita semua untuk melangkah berpikir tentang lingkungan
udara yang sehat. Kesadaran masyarakat akan pembatasan penggunaan kendaraan
pribadi dan didukung dengan penyediaan angkutan massal yang baik dan nyaman
oleh pemerintah akan menciptakan lingkungan udara yang sehat bagi manusia
Indonesia
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama
ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor
lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah
berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang
diakibatkan karenanya.
* Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan
umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua
kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi
kontribusi polutan udara.
* Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor
adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas,
rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat
membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
* Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman
atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan
biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju
* Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada
kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu
dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu
lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan
kelengkapan kendaraan yang lain.
* Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di
pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut
kota, juga mengurangi polusi udara.
DAFTAR PUSTAKA
· Sudrajad, Agung., 2006Pencemaran
Udara, Suatu Pendahuluan diakses
pada
tanggal 2 Desember
2008 dari: http//kamase_ugm@yahoo.co.id
· Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah. Pengertian Pencemaran
Udara,
Jakarta, 21 – 09 – 2006.
· Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah. Zat – zat Pencemar
Udara,
Jakarta, 21 – 09 – 2006.
· Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah. Pengendalian
Pencemaran Udara, Jakarta, 21 – 09 – 2006.
· http://gogrenindonesia.blogspot.com
· http:// www.walhi.or.id/
kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_020604/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar