Setiap
minggu pertama dan terakhir di hari Senin serta setiap tanggal 17,
sekolah kami mengadakan upacara bendera. Tujuan dilaksanakannya upacara bendera
adalah mendisiplinkan siswa dalam suatu kegiatan bersama. Sekaligus sarana menginformasikan
hal-hal yang ada di sekolah. Seperti pengumuman-pengumuman, pemberian prestasi
kepada siswa yang berprestasi, dan ajang kekompakan antar siswa dalam barisan.
Akan terlihat barisan mana yang rapih dan tidak rapi sehingga penekanan upacara
tetap ada pada disiplin. Bila disiplin itu telah dapat ditegakkan, maka
hal-hal lainnya akan mengikuti.
Namun, sangat disayangkan masih ada
saja beberapa siswa dan juga guru yang terlambat. Ditambah pula
kelengkapan upacara seperti topi dan dasi yang sering tidak lengkap karena
tertinggal di rumah. Nampaknya disiplin memang harus ditegakkan dengan serius
dan penuh konsistensi. Siapa saja yang melanggar harus dikenakan sanksi. Bukan
hanya siswa, tetapi gurupun harus diberikan sanksi bila guru melanggar disiplin.
Sanksi adalah hukuman yang diberikan
kepada anak, agar di lain waktu tak melanggar lagi. Sanksi itupun haruslah
mendidik dan tidak berupa kekerasan fisik. Sebab bukan jamannya lagi hukuman
harus dengan cara fisik. Kelihatannya memang sulit menegakkan disiplin ini,
seperti menegakkan benang basah. Perlu kerjasama dan usaha keras dari para
guru. Guru pun harus kreatif dalam memberikan sanksi kepada siswa sehingga
menyadarkan pada mereka agar tak melakukan itu lagi. Kalau segala sesuatu
dilakukan dengan kesadaran dan tanpa paksaan tentu akan berdampak positif pada
diri siswa yang bersangkutan.
Tak ada cara efektif mendisiplinkan
siswa selain memberikan keteladanan. Memberikan contoh bagaimana
melaksanakan disiplin itu sendiri. Bila para guru paham bahwa dirinya adalah public
figure untuk para siswanya, tentu para guru akan berusaha tepat waktu dan
tidak terlambat datang ke sekolah. Apalagi bila ada upacara bendera. Tentu akan
malu bila guru sampai datang terlambat. Ingatlah pepatah, guru kencing
berdiri, murid kencing berlari.
Dalam upacara bendera sederet acara
di gelar yang semuanya bermuara pada kedisiplinan dan jiwa nasionalisme. Mulai
dari anak-anak dibariskan dengan sangat rapi, sampai pembubaran barisan setelah
selesai upacara bendera. Para guru yang bertugas menanganinya memerlukan
keterampilan khusus. Bila tidak tegas dan mampu bersuara keras, maka sulit bagi
guru itu membariskan barisan siswa dengan cepat dan rapih. Seperti pasukan
militer yang siap bertempur dan menunggu komandannya bicara memberikan
pengarahan untuk melakukan penyerangan.
Upacara bendera juga mengajak kita
untuk berjiwa nasionalis. Berdiri dan menghormat kepada bendera sang saka merah
putih dengan diiringi lagu Indonesia Raya. Bila anda mampu berdisiplin, maka
pada saat pengibaran bendera itu, hati anda akan bergetar sekaligus bangga
karena sang merah putih berkibar dengan gagahnya. Di sanalah terlihat bahwa
kita adalah bangsa yang telah merdeka dan berdaulat. Merdeka karena jasa para
pahlawan kita yang gagah berani mengusir penjajah dari bumi Indonesia.
Upacara bendera juga mengajarkan
pada kita untuk mengenang jasa para pahlawan, mendoakannya, dan
menyanyikan lagu-lagu nasional yang membuat peserta didik tahu sejarah bangsa
Indonesia dan menanamkan jiwa patriotisme di kalangan anak muda.
Upacara bendera harus terus
dilakukan disekolah-sekolah kita. Kehadirannya harus terus semakin
disempurnakan agar anak bangsa ini menghargai pentingnya disiplin, menghargai
jasa para pahlawannya, dan yang paling penting mengajak siswa untuk senantiasa
bangga akan bangsanya. Bangsa Indonesia.
Alangkah indahnya bila pelajaran
tentang upacara bendera ini melekat dalam keseharian kita. Memiliki jiwa
kebangsaan, tepat waktu, disiplin, rapih dalam berpakaian, menjaga kebersihan,
dan menjaga kekompakan.
Alangah indahnya, bila masing-masing
kita yang pernah bersekolah berdiri dengan khidmat dan menyanyikan lagu
Indonesia Raya. Bangunlah jiwanya,dan bangunlah badannya untuk Indonesia Raya.
Itulah sederet baris lagu Indonesia Raya yang sering kita temui pada saat
upacara bendera.
Upacara bendera selain mengajarkan
siswa untuk dapat baris berbaris dengan sempurna, mereka pun dididik untuk
mengingat kembali pembukaan UUD 1945, membacakan pancasila, dan mendengarkan
amanat dari pembina upacara dalam posisi siap mendengar.
Keterampilan mendengar sudah harus
diajarkan oleh guru kepada anak didiknya. Sebab bila mereka dewasa nanti dan
menjadi pemimpin, mereka telah terbiasa mendengar dan bukan untuk di dengar.
Mereka harus mendengarkan dengan baik informasi-informasi yang disampaikan
dalam upacara bendera.
Sekolah harus mempersiapkan pemimpin
masa depan yang bertakwa, berintegritas tinggi, mempunyai daya juang yang kuat,
mempunyai kepribadian yang utuh, berbudi pekerti luhur, mandiri serta mempunyai
kemampuan intektual yang tinggi. Semua visi itu akan terwujud bila pelaksanaan
upacara di sekolah telah terbina dengan baik. Di sinilah school culture
berperan.
Akhirnya, upacara bendera telah
mengajarkan kepada kita untuk selalu disiplin, tepat waktu, rapih dalam
berpakaian, rapih dalam barisan, memiliki kemampuan mendengarkan, mengenang
jasa para pahlawan, membaca pancasila untuk diamalkan dalam keseharian dan
bernyanyi lagu-lagu nasional yang membangkitkan jiwa patriotisme, seperti satu
nusa, satu bangsa, dan satu bahasa kita. Kitapun menyadari bahwa kita adalah
bangsa yang besar yang tidak mudah terpecah belah oleh hasutan para penjajah
gaya baru di era globalisasi ini.
Semoga anak didik kita mampu
menerapkan pelajaran upacara bendera ini dalam kehidupannya sehari-hari. Bangsa
yang besar adalah bangsa yang mampu mengatur dirinya sendiri, mandiri, dan
mempunyai disiplin yang tinggi. Kita harus belajar dari para negara besar itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar